Pulanglah ke Rumahmu: Konferensi Orang Muda Katolik Indonesia di Australia 2025
Foto bersama. Foto: Kevin Handojo
Pada 26-28 September 2025 lalu, Indonesian Catholic Family Brisbane - Gold Coast telah melaksanakan kegiatan Konferensi Orang Muda Katolik Indonesia di Australia (KOMKIA) 2025, dengan tema “Coming Home”. Diadakan di Maroochy Waterfront Camp & Conference Centre, kegiatan ini dihadiri oleh 105 partisipan dari Brisbane (Indonesian Catholic Family Brisbane - Gold Coast), Sydney (Catholic Indonesian Community Sydney), dan Canberra (Keluarga Katolik Indonesia Canberra).
Tema “Coming Home” sendiri dipilih sebagai bentuk jawaban atas keresahan dan kebingungan para pelajar dan orang muda katolik Indonesia yang tinggal jauh dari tanah air dan di negara yang sangat sekuler. KOMKIA menjadi ruang perjumpaan, refleksi, dan penguatan iman serta kesempatan bagi para peserta untuk mencari kembali akar kehidupan iman Katolik mereka dan kembali pulang ke ‘rumah’. Tema besar KOMKIA 2025 dibagi kembali menjadi 4 sesi: “Far From Home”, “Where is Home?”, “Welcome Home”, dan “Coming Home”.
Sesi 1: Far From Home oleh Ricky Naliman. Foto: Kevin Handojo
Dalam sesi pertama bertajuk “Far From Home”, Ricky Naliman, salah satu pendiri KOMKIA, membagikan perjalanan hidupnya dalam menggereja dan berkomunitas. Ia menekankan bahwa meski jalan hidup tidak selalu mudah, dan Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ricky berpesan agar para peserta tidak pernah menyerah dari Tuhan, karena kemanapun kita pergi, Tuhan akan selalu beserta kita, menguatkan kita dalam iman, harapan, dan kasih.
Sesi 2: Where is Home? oleh Fr Lukas Simau Elu CS. Foto: Kevin Handojo
Sesi kedua dibawakan oleh Fr Lukas Simau Elu CS, Associate Priest di Holy Spirit Parish New Farm. Dengan sub-tema “Where is Home?”, Fr Lukas mengajak para peserta untuk merenungkan kembali apa makna ‘rumah’, baik ‘rumah’ bagi diri sendiri, maupun bagi orang-orang di sekitar kita. Fr Lukas menekankan bahwa setiap orang memiliki definisi rumah yang berbeda, namun kita semua sedang dalam perjalanan pulang ke rumah sejati. Fr Lukas berpesan kepada para peserta untuk “be a home for others and for yourself, and let home transform you: your spirit, your life, and your relationship with others”.
Sesi Panel Diskusi: Welcome Home dengan pembicara (kiri ke kanan) Anastasia Audi (Moderator), Kevin Sanly Putera, Fr Lukas Simau Elu CS, Ricky Naliman, Sr Estarina Sinaga FdCC, Clara Bernadeta (Moderator). Foto: Teofano Troy
Sesi selanjutnya merupakan diskusi panel yang menghadirkan Kevin Sanly Putera, Fr Lukas Simau Elu, CS, Ricky Naliman, dan Sr Estarina Sinaga, FdCC. Dalam sesi tersebut yang bertemakan “Welcome Home”, Kevin menekankan pentingnya menemukan Allah dalam pekerjaan kita sehari-hari. Fr Lukas mengajak para peserta untuk selalu ingat bahwa Yesus hadir untuk menyembuhkan dan menyelamatkan kita. Ricky mengajak generasi muda untuk mewaspadai budaya “envy and pride” di media sosial, dan menggantinya dengan kerendahan hati serta rasa syukur atas segala pencapaian kita dan orang lain. Sr Ester menegaskan doa bukanlah hanya meminta, tetapi juga mendengarkan kehendak Tuhan, diri sendiri dan sesama, karena itulah yang membawa kita menemukan makna sejati dari “home”.
Sesi 4: Coming Home oleh Kevin Sanly Putera. Foto: Teofano Troy
Sebagai sesi penutup, Kevin Sanly Putera, admin @omk_indonesia, bersama istri, Franssisca Xaveria, membawakan sub-tema “Coming Home”, yang mengajak para peserta untuk merangkum kembali apa yang sudah dipelajari selama KOMKIA berlangsung lewat aktivitas partisipatori kelompok. Dalam kelompok masing-masing, peserta merefleksikan bentuk pelayanan dan kontribusi mereka di komunitasnya, kemudian mempertimbangkan keutamaan yang diperlukan untuk meningkatkannya. Sebagai rangkuman, Kevin merekomendasikan 8 (delapan) aksi yang dapat dilaksanakan di kehidupan sehari-hari: maintain good participation, altering what’s bad, treat others as how you want to be treated, Eucharist as the centre of Catholic life, support those who are not home yet, help the non-youth counterparts, maintain an intimate relationship with God, and please God with our presence.
Sesi outbond. Foto: Teofano Troy
Selain sesi utama, KOMKIA 2025 juga menjadi kesempatan bagi para peserta untuk mempererat hubungan pertemanan dengan satu sama lain melalui berbagai aktivitas dan kegiatan, seperti senam pagi dan sesi pujian yang dipimpin oleh berbagai komunitas yang hadir. Peserta juga diajak untuk membangun kerja sama mereka melalui kegiatan outbond, serta mengekspresikan bakat dan kreativitas mereka melalui kegiatan talent show drama, dimana para kelompok memeragakan dan menceritakan berbagai cerita Alkitab.
Sesi pujian oleh CIC Sydney. Foto: Kevin Handojo
KOMKIA 2025 dapat terselenggara dengan lancar berkat dukungan penuh dari Indonesian Catholic Family (ICF) Brisbane – Gold Coast, Catholic Indonesian Community Sydney (St. Peter Julian, Kensington, Enmore), Kelompok Pendalaman Alkitab (KPA) Sydney, Persekutuan Doa Muda-mudi Karismatik Katolik (PDMKK Sydney), serta Keluarga Katolik Indonesia (KKI) Canberra. Kepanitiaan KOMKIA 2025 sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan moral dan moril, serta tenaga sehingga KOMKIA 2025 dapat menjadi pengalaman berharga yang mempererat persaudaraan, memperdalam iman, dan menguatkan semangat orang muda Katolik Indonesia di Australia.
Peserta dan panitia KOMKIA 2025. Foto: Kevin Handojo
Konferensi Orang Muda Katolik Indonesia di Australia (KOMKIA) adalah sebuah wadah bagi para muda-mudi katolik Indonesia yang berada di Australia untuk bertukar pikiran dan mengenal satu sama lain. Diadakan setiap dua tahun, KOMKIA menyatukan seluruh orang muda Katolik Indonesia yang berdomisili di Australia untuk bisa saling bertemu, bertukar pikiran, dan mendalami iman Katolik bersama.
[Kontributor: Kevin Handojo]